Rabu, 12 Oktober 2011

PENGANGGURAN, SIAPAKAH YANG HARUS DISALAHKAN?



Masalah pengangguran menjadi masalah yang cukup pelik, masalah yang sampai saat ini masih menjadi akar segala masalah di Negara kita adalah kemiskinan, dan salah satu faktor besar kemiskinan adalah tingginya angka pengangguran. Pengangguran ini bukan masalah disatu wilayah atau satu privinsi saja, tapi Indonesia. Setiap tahun angka pengangguran bertambah seiring dengan bertambahnya angka kelulusan di lembaga pendidikan. Hal ini tidak bisa dianggap remeh, sebab dari sinilah bisa muncul berbagai macam masalah lain di masyarakat. Tidak heran jika generasi muda kita banyak yang berkoar-koar tentang ketidakbecusan pemerintah dalam menekan angka pengangguran. Tapi jika kita melihat lebih jauh ke dalam, apakah bijak jika pemerintah menjadi satu-satunya kambing hitam dalam permasalahan ini? Kesalahan terdapat pada semua. Kenapa saya bilang sepeti ini? Ini karena masyarakat dan pemerintah kita tidak ada yang mau disalahkan,pemerintah menyalahkan masyarakat,dan masyarakat menyalahkan pemerintah, semua saling tunjuk. Cara mengatasi pengangguran tidaklah mudah, butuh kerja sama antara pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.
Pola Pikir
Angka pengangguran kita yang selangit adalah terbentuk dari pola pikir masyarakat yang salah. Tidak perlu kita adakan sensus atau voting besar-besaran, lihat saja disekitar anda. Berapa persen kerabat dan teman-teman anda yang sedang mencari pekerjaan? Dan berapa persen yang sedang dalam proses menciptakan lapangan pekerjaan? Lalu kenapa hampir semua orang cenderung bersekolah tinggi-tinggi hanya untuk nanti memasukkan dirinya dalam antrian panjang di lapangan pekerjaan yang semakin sempit? Pola pikir! Itulah letak masalahnya. Ketika semua orang telah dikendalikan oleh pola pikir bahwa bekerja di perusahaan orang lain adalah standar kesuksesan. Dimana bekerja di perusahaan orang lain lebih memiliki harkat yang baik di mata masyarakat daripada memiliki usaha sendiri. Dimana titel atau gelar di belakang nama anda adalah hal yang lebih dipandang atau dihormati oleh masyarakat daripada karya yang anda ciptakan untuk kemaslahatan masyarakat bahkan dunia.
Karena tuntutan itu, maka fungsi sekolah pun kini telah berubah yang tadinya untuk menuntut ilmu, kemudian menjadi sekolah sebagai persyaratan untuk melamar pekerjaan. Muncullah sebuah generasi yang minim akan potensi atau keterampilan, muncullah budaya suap-menyuap dalam penerimaan CPNS, bahkan muncul pula universitas berskreditasi tinggi menjejalkan ijasah sebagai barang dagangan, dan lain sebagainya. Jadi secara garis besar, permasalahan pengangguran ini berbentuk sebuah siklus setan seperti ini: minimnya lapangan pekerjaan karena kurangnya SDM yang menciptakan lapangan pekerjaan, kurangnya SDM yang menciptakan lapangan pekerjaan karena kurangnnya SDM yang mempunyai potensi, kurangnnya SDM yang mempunyai potensi karena pola pikir masyarakat tradisional, adanya pola pikir masyarakat tradisional karena buruknya sistem pendidikan Indonesia, buruknya system pendidikan Indonesia karena kemiskinan, dan kemiskinan dikarenakan minimnya lapangan pekerjaan.
Setiap kali siklus ini terjadi, satu generasi bangsa dikorbankan. Sebanarnya banyak cara untuk bias meminimalisir angka pengangguran dengan cara memotong siklus setan di atas, tapi tidak hanya menyalahkan pemerintah tanpa dimulai dari pola pikir anda sendiri sebagai anak bangsa. Maka maksimalkanlah potensi kita. Menganggur mengakibatkan seseotang tidak memiliki penghasilan yang akan memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Tak hanya itu, masih cukup banyak akibat pengangguran yang harus segara diatasi. Ada saja orang yang berpikir bahwa saya memiliki uang, untuk apa saya bekerja. Walaupun awalnya memiliki banyak uang, orang yang menganggur dalam waktu lama tentu akan menjadi miskin secara perlahan-lahan. Dari kemiskinan tersebut, akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin banyak, meningkatnya jumlah pengemis atau gelandangan.secara individu juga orang yang menganggur akan stress dan depresi karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup dan dikucilkan oleh masyarakat karena ia seorang pangangguran.
Panyebab atau faktor lainnya adalah kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, seperti kebijakan impor beras, bahkan yang terbaru adalah pemerintah menandatangani perjanjian impor sayur-mayur dengan Negara Cina. Ini membuat mata pencaharian para petani jadi hilang, sehingga banyak petani yang menjadi miskin dan menganggur. Lalu banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah menimbulkan pencemaran dan mematikan lapangan pekerjaan yang sudah ada. Kemudian banyaknya tenaga kerja wanita, jumlah ini terus meningkat tiap tahunnya sehingga mengakibatkan persaingan dengan para pencari kerja laki-laki. Mengapa banyak perusahaan banyak merekrut wanita sebagai pegawai, itu karena wanita mudah diatur dan tidak banyak menuntut termasuk masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran dipihak laki-laki.
Faktor kemalasan individu. Pengangguran yang berasal dari kemalasan sebenarnya sedikit. Namun dalam sistem meterialis dan sekularis, banyak yang mendorong masyarakat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau bahkan mudah menyerah hingga maraknya perjudian. Faktor cacat atau uzur,dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu tidak ada tempat bagi mereka yang cacat atau uzur untuk mendapatkan pekerjaan.
Disamping dibutuhkannya peran dari pemerintah, pihak yang ikut berperan penting dalam mengatasi masalah pengangguran adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). LSM merupakan sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. LSM memperjuangkan hak-hak masyarakat, memberdayakan masyarakat agar tercapai kesejahteraan masyarakat baik secara ekonomi maupun sosial. Di sinilah LSM mempunyai arti penting dalam memperjuangkan  para penganggur untuk mencapai tingkat hidup dan ekonomi yang layak.
Untuk menghindari dampak pengangguran di atas, diperlukan beberapa cara untuk mengatasi pengangguran. Beberapa langkah yang yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah sosial ini diantaranya adalah pemerintah harus bisa mengadakan pendidikan secara gratis kepada masyarakat yang kurang mampu,. Salah satu menyebab pengangguran adalah mahal dan rendahnya tingkat pendidikan. Sehingga ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun dihimbau untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dengan berwirausaha misalnya, supaya tidak lagi tergantung sebagai pencari kerja, khususnya pada lulusan universitas. Mereka harus dididik untuk menjadi seorang penyedia lapangan kerja dan berani untuk berwirausaha. Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberikan pendidikan non formal. Pendidikan non formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan. Sehingga jiwa wirausaha  ini bisa ditumbuhkan sejak dini.
Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan dibanyak daerah. Sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah mereka miliki. Memberikan kredit kepada masyarakat yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha, misalnya Usaha Kecil Menengah (UKM) atau sejenisnya.
Maka dari itu kita sebagai individu harus introspeksi  diri, hilangkan sifat manja tidak mau repot, tidak mau ambil resiko, kerja santai gaji terus naik. Jadikan diri kita mandiri dengan berwirausaha, jangan takut gagal karena  ingin main aman, belajarlah dari kesuksesan atau keberhasilan orang lain, belajar dari nagara lain yang telah mampu mengatasi permasalahan ini, ambil contoh yang baik dan buang yang buruk. Masih ada waktu, masih ada kesempatan, belum terlambat, mulailah dari diri sendiri, lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Tidak usah muluk-muluk merubah dunia, rubahlah diri kita sendiri maka dunia akan ikut berubah.

Kamis, 22 September 2011

Meningkatnya tindak pencurian


Akhir-akhir ini angka kriminalitas semakin meningkat saja, hingga membuat masyarakat resah dibuatnya. Seiring dengan semakin sulitnya ekonomi karena krisis keuangan global yang mengakibatkan banyak perusahaan gulung tikar dan mem-PHK karyawannya, membuat pertumbuhan ekonomi terhambat bahkan di negara-negara maju sekali pun. Tingkat perekonomian masyarakat semakin mengkhawatirkan. Pekerjaan sangat sulit didapat hingga banyak pengangguran dan kejahatan dimana-mana. Ini dapat dilihat dari banyaknya aksi pencurian, perampokan, penculikan, dan pembunuhan diberbagai tempat baik yang diekspos media maupun tidak.

Berbagai trik juga dilakukan mulai dari hipnotis, menggunakan obat bius bahkan bergerombol dengan menggunakan senjata api yang membuat korbannya tidak berkutik. Biasanya pelaku pencurian mengincar barang-barang bergerak seperti uang, telepon genggam, motor, mobil, laptop, perhiasan dan lain-lain, dengan hasil rampokan yang tidak tanggung jumlahnya. Tapi sekarang ini bukan barang berharga saja yang menjadi incaran pelaku, namun barang-barang yang sangat murah atau tidak berharga tinggi juga, seperti kasus pencurian yang pernah terjadi di toko-toko atau pun di minimarket-minimarket. Namun karena tingkat ekonomi masyarakat rendah, ini menyebabkan barang tidak berharga pun ikut jadi sasaran tindak pencurian.

Pencurian kini sudah tidak mengenal waktu dan tempat lagi, juga tidak terfokus pada malam hari saja, tetapi justru dilakukan di siang hari di tempat-tempat keramaian seperti bank, toko-toko (terutama toko emas), pegadaian, swalayan dan sebagainya. Ini menunjukkan betapa kreatifnya mereka dalam melakukan kejahatan tapi tidak demikian dalam melakukan pekerjaan yang halal. Seharusnya pemerintah bisa melihat setiap celah dari permasalahan yang ada di negara ini, terutama masalah maraknya kasus kejahatan pencurian ini.

Lalu mengapa mereka mencuri? Apa faktor penyebab maraknya tindak pencurian akhir-akhir ini? Banyak, diantaranya yaitu:

  1. Faktor ekonomi
Faktor inilah yang paling sering disebut sebagai faktor timbulnya tindak pencurian. Faktor ini meliputi kondisi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Keadaan ekonomi sekarang membuat orang semakin frustasi akan persaingan dan di tambah lagi dengan meningkatnya biaya hidup sehari-hari. Banyak pengangguran merupaan akar dari pencurian dan perampokan, inilah yang harus kita waspadai. Uang memang bukan segalanya tapi uang dapat mendatangkan segalanya termasuk pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan.

  1. Perut kosong
Perut kosong juga merupakan penyebab kejahatan, hal ini berkaitan dengan faktor ekonomi (kantong kering) alias tidak punya uang. Ketika seseorang perutnya kosong maka naluri untuk mengisi perut  ada atau timbul. Karena perut merupakan salah satu sumber nafsu. Ketika naluri ini muncul namun tidak dibarengi dengan adanya uang untuk membeli makan, maka potensi kejahatan muncul.

  1. Dampak urbanisasi
Yaitu derasnya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota yang membuat persaingan hidup semakin ketat sehingga apapun dilakukan untuk bertahan hidup. Bisa kita lihat pencurian besar terjadi di perkotaan bukan di pedesaan atau di perkampungan. Faktor urbanisasi ini juga berhubungan dengan faktor ekonomi, karena faktor ekonomilah yang membuat orang melakukan urbanisasi.

  1. Pengaruh teknologi
Pesatnya pertumbuhan teknologi serta berbagai produk elektronik canggih membuat orang menginginkan segala sesuatu secara instant meskipun dengan cara yang tidak benar. Kita dibuat untuk “butuh” terhadap berbagai macam teknologi terbaru. Misalnya telepon genggan harganyanya dibuat murah dan proses pembayaranya pun dibuat mudah ada yang bisa di cicil supaya kalangan menengah ke bawah dapat membelinya. Maka tidak heran jika kita sering melihat tukang becak, tukang ojek, kuli bangunan dan lain –lain, bahkan anak kecil pun sekarang sudah kenal dengan teknologi.

  1. Kosong iman
Inilah faktor yang harus lebih kita waspadai. Iman merupakan pikik segala permasalahan atau penyebab kejahatan. Ketika seseorang kantong dan perutnya kosong tetapi imannya terisi, maka hasrat untuk berbuat kejaharan (mencuri) tidak ada. Namun sebaliknya walaupun kita punya banyak harta atau uang tetapi iman kita kosong, maka semuanya akan dilanggar. Contoh para pemimpin kita yang sedang duduk manis di kursi DPR banyak terlibat kasus, mulai dari korupsi, pelecehan seksual dan sebagainya.
Saya kira penyebabnya hanyalah kosongnya iman mereka. Berarti ini berkaitan dengan masalah pendidikan (terutama pendidikan keagamaannya yang kurang atau bisa jadi pemeritah segaja mengurangi jam belajarnya). Seperti yang kita ketahui bahwa kualitas pendidikan sekarang kurang namun biayanya semakin tahun semakin mahal.

  1. Hukuman ringan
Orang tidak takut melakukan tindak pencurian karena ia tau hukuman dari perbuatannya itu akan ringan. Maka dari itu tidak heran jika angka pencurian terus meningkat. Berbeda dengan zaman dulu, hukuman yang dilakukan seperti penggal kepala, penyiksaan, pemotongan salah satu anggota badan dilakukan di depan umum untuk menakut-nakuti masyarakat.

Di Indonesia sendiri juga pernah dikenal dengan sistem penghukuman yang kejam seperti hukuman mati (dibunuh) bagi istri yang melakukan perzinahan, hukuman potongan tangan bagi orang yang mencuri, hukuman dengan menumbuk kepala dengan alu lesung bagi seorang pembunuh. Namun akhirnya penghukuman seperti ini di hapuskan karena dianggap melanggar hak asasi manusia.
           
Sebaiknya kita kembali pada semboyan lama ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’, inilah yang sering kita lupakan. Karena sejarah telah membuktikan bahwa seberapa berat pun hukuman yang dijatuhkan, tetap saja kejahatan semakin merajalela di mana-mana karena tidak membuat jera para pelakunya.

Sudah saatnya pemerintah memberi perhatian tidak hanya pada penjatuhan hukuman, tetapi juga terhadap usaha pencegahan tindakan pencurian melalui peningkatan lapangan pakerjaan, pengawasan oleh kepolisian, pengawasan ketat terhadap peredaran senjata api dan lain-lain.

Masyarakat juga harus berpartisipasi dan selalu waspada akan kejahatan pencurian  yang tiba-tiba muncul dengan cara: memasang kamera CCTV, jangan terlalu memamerkan harta kekayaan kepada orang lain, hindari membawa uang tunai dalam jumlah besar, pastikan rumah terkunci dengan baik, titipkan kunci pada orang yang bisa dipercaya, bisa juga dengan cara belajar ilmu beladiri sebagai antisipasi, jangan pernah taruh tas di belakang anda, tetapi peganglah erat-erat tas anda di depan tubuh anda, membawa cairan cabai atau sesuatu yang pedas yang sudah anda siapkan dari rumah supaya jika terjadi kejahatan anda dapat menyeprotkan cairan itu ke wajah pelaku kemudian berteriak sekeras-kerasnya agar orang-orang disekitar anda dapat mengejar atau menangkap si pelaku untuk di bawa  kepihak berwajib, atau jika sudah terlambat mencegah terjadinya pencurian lebih baik menyerahkan harta anda dari pada harus kehilangan nyawa.





prilianasaputri/bkia

Selasa, 20 September 2011

my first blog

 i did it.. alhamdulillah

baru buat blog baru euy...!!!

saya pikir membuat blog itu susah, ternyata setelah dijalankan seperti yang dosen bilang, gampang kalo mau usaha..


ini hanya coretan pertama diblog sy